Tampilkan postingan dengan label daun. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label daun. Tampilkan semua postingan

Rabu, 03 April 2013

Tanaman Obat : WARU

Tanaman Obat

WARU
(Hibiscus tiliaceus L.)

Nama Lokal :
Sumatera: kioko, siron, baru, buluh, bou, tobe, baru, beruk, melanding. Jawa: waru, waru laut, waru lot, waru lenga, waru lengis, waru lisah, waru rangkang, wande, baru. Nusa Tenggara: baru, waru, wau, kabaru, bau, fau. Sulawesi: balebirang, bahu, molowahu, lamogu, molowagu, baru, waru. Maluku: war, papatale, haru, palu, faru, haaro, fanu, halu, balo, kalo, pa. Irian jaya: kasyanaf, iwal, wakati. Nama simplisia : Hibisci tiliaceus Folium (daun waru), Hibisci tiliaceus Flos (bunga waru).
Uraian :
Merupakan tumbuhan tropis berbatang sedang, terutama tumbuh di pantai yang tidak berawa atau di dekat pesisir. Waru tumbuh liar di hutan dan di ladang, kadang-kadang ditanam di pekarangan atau di tepi jalan sebagai pohon pelindung. Pada tanah yang subur, batangnya lurus, tetapi pada tanah yang tidak subur batangnya tumbuh membengkok, percabangan dan daun-daunnya lebih lebar. Pohon, tinggi 5-15 meter. Batang berkayu, bulat, bercabang, warnanya cokelat. Daun bertangkai, tunggal, berbentuk jantung atau bundar telur, diameter sekitar 19 cm. Pertulangan menjari, warnanya hijau, bagian bawah berambut abu-abu rapat. Bunga berdiri sendiri atau 2-5 dalam tandan, bertaju 8-11 buah, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal bagian dalam, berubah menjadi kuning merah, dan akhirnya menjadi kemerah-merahan. Buah bulat telur, berambut lebat, beruang lima, panjang sekitar 3 cm, berwarna cokelat. Biji kecil, berwarna cokelat muda. Daun mudanya bisa dimakan sebagai sayuran. Kulit kayu berserat, biasa digunakan untuk membuat tali. Waru dapat diperbanyak dengan biji.
Khasiat untuk kesehatan :
Daun      : digunakan untuk pengobatan TB paru-paru, batuk, sesak napas, radang amandel, demam, berak darah dan lendir pada anak, muntah darah, radang usus, bisul, abses, keracunan singkong, penyubur rambut, rambut rontok.
Akar      : digunakan untuk mengatasi terlambat haid, demam.
Bunga    : digunakan untuk pengobatan radang mata.
Komposisi :
Daun mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol, sedangkan akarnya mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.

Minggu, 10 Maret 2013

Tanaman Obat : UBI KAYU

Tanaman Obat

UBI KAYU
(Manihot esculenta, Crautz.)

Nama Lokal :
Kasapen, sampeu, kowi dangdeur (Sunda); ubi kayu, singkong, ketela pohon (Indonesia); pohon, bodin, ketela bodin, tela jendral, tela kaspo (Jawa).
Uraian :
Ubi kayu termasuk tumbuhan berbatang pohon lunak atau mudah patah. Ubi kayu berbatang bulat dan bergerigi yang terjadi dari bekas pangkal tangkai daun, bagian tengahnya bergabus dan termasuk tumbuhan yang tinggi. Ubi kayu bisa mencapai ketinggian 1-4 meter. Pemeliharaannya mudah dan produktif. Ubi kayu dapat tumbuh subur di daerah yang berketinggian 1200 meter dpl. Daun ubi kayu memiliki tangkai panjang dan helaian daunnya menyerupai telapak tangan, dan tiap tangkai mempunyai daun sekitar 3-8 lembar. Tangkai daun tersebut berwarna kuning, hijau atau merah.
Khasiat untuk kesehatan :
Rematik, demam, sakit kepala, diare, cacingan, mata kabur, nafsu makan, luka bernanah, luka baru kena panas.
Komposisi :
Kandungan kimia (per 100 gr ) antara lain: kalori 146 ka1, protein 1,2 gr, lemak 0,3 gr, hidrat arang 34,7 gr, kalsium 33 mg, fosfor 40 mg, zat besi 0,7 mg. Buah ubi kayu mengandung (per 100 gr) : vitamin B1 0,06 mg, vitamin C 30 mg, dan 75 % bagian buah dapat dimakan. Daun ubi kayu mengandung ( per 100 gr ) : vitamin A 11000 SI, vitamin C 275 mg, vitamin B1 0,12 mg, kalsium 165 mg, kalori 73 kal, fosfor 54 mg, protein 6,8 gr, lemak 1,2 gr, hidrat arang 13 gr, zat besi 2 mg, dan 87 % bagian daun dapat dimakan. Kulit batang ubi kayu mengandung tanin, enzim peroksidase, glikosida dan kalsium oksalat.

Rabu, 06 Maret 2013

Tanaman Obat : TURI

Tanaman Obat

TURI
(Sesbania granditlora (L.) Pers.)

Nama Lokal :
Turi, toroy, (Jawa); turi (Sumatera); tuli, turi, turing, ulingalo, suri, gongo gua, kaju jawa (Sulawesi); tuwi, palawu, kalala,gala�gala, tanumu, ghunga, ngganggala (Nusa tenggara).

Uraian :
Tanaman turi umumnya ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias, di tepi jalan sebagai pohon pelindung, atau ditanam sebagai tanaman pembatas pekarangan. Tanaman ini dapat ditemukan di bawah 1.200 meter dpl. Pohon ini berumur pendek, tinggi 5-12 meter, ranting kerapkali menggantung. Kulit luar berwarna kelabu hingga kecoklatan, tidak rata, dengan alur membujur dan melintang tidak beraturan, lapisan gabus mudah terkelupas. Di bagian dalam berair dan sedikit berlendir. Percabangan baru keluar setelah tinggi tanaman sekitar 5 meter. Berdaun majemuk yang letaknya tersebar, dengan daun penumpu yang panjangnya 0,5-1 cm. Panjang daun 20-30 cm, menyirip genap, dengan 20�-40 pasang anak daun yang bertangkai pendek. Helaian anak daun berbentuk jorong memanjang, tepi rata, panjang 3-4 cm, lebar 0,& 1,5 cm. Bunganya besar dalam tandan yang keluar dari ketiak daun, letaknya menggantung. Bila mekar, bunganya berbentuk kupu-kupu. Ada 2 varietas, yang berbunga putih dan berbunga merah. Buah bentuk polong yang menggantung, berbentuk pita dengan sekat antara panjang 20-55 cm, lebar 7�8 mm. Biji 15-50, letak melintang di dalam polong. Akarnya berbintil-bintil, berisi bakteri yang dapat memanfaatkan nitrogen, sehingga bisa menyuburkan tanah. Daun, bunga dan polong muda dapat dimakan sebagai sayur atau dipecel. Bunganya gurih dan manis, biasanya bunga berwarna putih yang dikukus dan dimakan sebagai pecel. Daun dan ranting muda juga merupakan makanan ternak yang kaya protein. Turi juga dipakai sebagai pupuk hijau. Daunnya mengandung saponin sehingga dapat digunakan sebagai pengganti sabun setelah diremas-remas dalam air untuk mencuci pakaian. Sari kulit batang pohon turi digunakan untuk menguatkan dan mewarnai jala ikan. Kulit batang turi merah kadang dijual dengan nama kayu timor. Turi berbunga merah lebih banyak dipakai dalam pengobatan, karena memang lebih berkhasiat. Mungkin kadar taninnya lebih tinggi, sehingga lebih manjur untuk pengobatan luka ataupun disentri. Perbanyakan dengan biji atau stek batang.
Khasiat untuk kesehatan :
Kulit batang (terutama bagian pangkalnya):   
sariawan, disentri, diare, scabies, cacar air, demam dengan erupsi kulit.
Daun   : keseleo, memar akibat terpukul, luka, keputihan, batuk, hidung berlendir, sakit kepala, memperbanyak produksi ASI, beri-beri, radang tenggorokan.
Bunga      :  memperbanyak dan memperlancar pengeluaran ASI, hidung berlendir.
Akar        :  pegal linu, batuk berdahak.
Komposisi :
Kandungan kimia : Kulit batang: tanin, egatin, zantoagetin, basorin, resin, calsium oksalat, sulfur, peroksidase, zat warna. Daun: saponin, tanin, glikoside, peroksidase, vitamin A dan B. Bunga: kalsium, zat besi, zat gula, vitamin A dan B.

Rabu, 27 Februari 2013

Tanaman Obat : TERATAI

Tanaman Obat

TERATAI
(Nelumbium nelumbo Druce)

Nama Lokal :
Padma, seroia, terate, tarate, taratai besar.
Uraian :
Teratai merupakan tanaman air menahun yang indah dan asli dari daratan Asia. Teratai dibudidayakan di perairan dan kolam, kadang ditemukan tumbuh liar di rawa-rawa. Tanaman air yang tumbuh tegak. Rimpang tebal bersisik, tumbuh menjalar. Daun dan bunga keluar langsung dari rimpangnya yang terikat pada lumpur di dasar kolam. Helaian daun lebar dan bulat, disangga oleh tangkai yang panjang dan bulat berdiameter 0,5-1 cm, panjangnya 75-150 cm. Daun menyembul ke atas permukaan air, menjulang tegak seperti perisai. Permukaan daun berlilin, warnanya hijau keputihan, tepi rata, bagian tengah agak mencekung, tulang daun tersebar dari pusat daun ke arah tepi, diameter 30-50 cm. Bunganya harum, tumbuh menjulang di atas permukaan air dengan tangkai bulat panjang dan kokoh, panjang tangkai bunga 75 -200 cm. Bunga mekar sehari penuh dari pagi sampai sore hari. Setelah layu, mahkota bunga berguguran sampai akhirnya tersisa dasar bunga yang akan menjadi bakal buah, bentuknya seperti kerucut terbalik dengan permukaan datar semacam spons dan berlubang-lubang berisi 15-30 biji, warnanya hijau kekuningan, kemudian hijau dan akhimya coklat hitam, garis tengah 6-11 cm. Biji bentuknya bulat seperti kacang tanah, terdapat dalam lubang-lubang buah yang berbentuk seperti sarang tawon. Biji yang sudah tua warnanya hijau kehitaman, umurnya kira-kira 1 bulan sejak bunganya mekar. Daunnya biasa dipakai sebagai bahan pembungkus, rimpang muda dan biji bisa dimakan.
Khasiat untuk kesehatan :
Biji                       :  gangguan penyerapan makanan, diare karena badan lemah, radang usus kronis, muntah-muntah, keputihan, perdarahan pada wanita, susah tidur, banyak mimpi, kencing terasa sakit dan keruh, lesu tidak bersemangat.
Tunas biji             :  demam, rasa haus, jantung berdebar, gelisah, muntah darah, ejakulasi dini, mata merah dan bengkak, sulit tidur, darahtinggi.
Benang sari          :  keputihan, perdarahan seperti muntah darah, disentri, sering kencing.
Remptacle           :  pendarahan kandungan yang berlebihan, darah haid berlebihan, perdarahan sewaktu hamil, keluar cairan yang berlebihan setelah melahirkan, sakit perut bawah akibat sumbatan darah, berak darah, kencing darah, wasir, koreng basah.
Rimpang              :  demam, rasa haus, batuk darah, muntah darah, mimisan, berak darah, kencing darah, tekanan darah tinggi, gangguan lambung, kurang darah, gangguan pada mati haid (menopause).
Akar                    :  muntah darah, mimisan, kencing panas dan merah, batuk darah, berak darah.
Daun                    :  pingsan karena hawa panas, diare karena panas atau lembab, pusing, sakit kepala, beri-beri, perdarahan seperti mimisan, muntah darah, berak darah, perdarahan pada wanita.
Dasar daun          :  disentri berdarah, diare, bayi dalam kandungan tidak tenang.
Batang                 :  pingsan, dada terasa tertekan karena panas atau lembab, diare, muntah, keputihan.
Bunga                  :  perdarahan, radang kulit bernanah.
Tepung rimpang  :  menambah selera makan, badan lemah dan kurang darah, diare.
Komposisi :
Kandungan kimia : Bunga: quercetin, luteolin, isoquercitrin, kaempferol. Benang sari: quercetin, luteolin, isoquercitrin, galuteolin, juga terdapat alkaloid. Penyangga bunga (reseptacle): Protein, lemak, karbohidrat, caroten, asam nikotinat, vitamin B1, B2, C dan sedikit mengandung nelumbine. Biji: Kaya akan pati, juga mengandung raffinose, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, phosphor dan besi. Kulit biji teratai mengandung nuciferine, oxoushinsunine, N- norarmepavine. Tunas biji teratai: liensinine, isoliensinine, neferine, nuciferine, pronuciferine, lotusine, methylcorypalline, demethylcoclaurine, galuteolin, hyperin, rutin. Rimpang: Pati, protein, asparagine, vitamin C. Selain itu juga mengandung catechol, d-gallocatechol, neochlorogenic acid, leucocyanidin, leucodelphinidin, peroxidase, dll.Akar: zat tannic dan asparagine. Daun: roemerine, nuciferine, nornuciferine, armepavine, pronuciferine, N-nornuciferine, D-N�-methylcoclaurine, anonaine, liriodenine, quercetin, isoquercitrin, nelumboside, citric acid, tartaric acid, malic acid, gluconic acid, oxalic acid, succinic acid, zat tannic, dll. Dasar daun teratai: Roemerine, nuciferine dan nornuciferine. Tangkai daun: Roemerine, nornuciferine, resin dan zat tannic.

Selasa, 19 Februari 2013

Tanaman Obat : TEMU PUTRI

Tanaman Obat

TEMU PUTRI
(Kaempferia rotunda L.)

Uraian :
Merupakan herba, tinggi sampai 0,65 meter. Batang berupa rimpang bercabang, pendek, sangat kuat, aromatik, warna putih kekuningan, batang semu kokoh, merah kecoklatan, minimal 25 cm. Daun tunggal, berpelepah, 3-5, tegak, helaian, bentuk bulat memanjang lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, runcing, tumpul, daging daun tebal dan lunak, permukaan atas daun gundul, permukaan bawah berambut sangat pendek, warna permukaan atas hijau dan sering seperti terbakar, permukaan bawah ungu gelap, panjang helaian daun 10 - 30 cm, lebar 4-10 cm, tangkai daun besar, sampai 4 cm, lidah-lidah daun (ligula) kira-kira 4 mm, upih (pelepah) daun berambut, panjang 7- 24 cm. Tumbuh di daerah dengan ketinggian 20 - 500 meter dpl. Ditempat yang agak lembab dan teduh, sebagai tumbuhan, liar atau tumbuh menjadi liar di hutan jati, belukar, hutan basah, padang rumput. Tumbuhan ini sering ditanam sebagai tanaman hias, karena bentuknya yang indah, terdiri dari dua fase pertumbuhan, pertama petumbuhan normal dengan daun, pelepah dan berbatang semu, tanpa bunga. Daun berbentuk jorong, sisi atas hijau berbelang-�belang coklat; tangkai daun melebar. Bunga terdiri dari beberapa kuntum yang satu atau dua di antaranya mekar bersama. Kelompok bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis, bau harum, rimpangnya pendek, menggerombol, juga berbau aromatis. Akarnya berdaging membentuk umbi sebesar telur burung puyuh.
Khasiat untuk kesehatan :
Rimpang     : dapat dimanfaatkan untuk obat sakit perut dan penambah nafsu makan.
Umbi          : juga digunakan untuk obat penenang syaraf.
Daun          : digunakan untuk body lotion.
Komposisi :
Rimpang Kaempferia rotunda mengandung 0,22 % minyak atsiri yang terdiri dari 5 senyawa utama piperiton, p-simen-8-ol, verbenon, kariofilen, kariofiienoksida, dan 3 senyawa minor, serta krotepoksida.

Selasa, 12 Februari 2013

Tanaman Obat : TEMPUYUNG

Tanaman Obat

TEMPUYUNG
(Sonchus arvensis L.)

Nama Lokal :
Jombang, j. lalakina, galibug, lempung, rayana (Sunda); Tempuyung (Jawa).

Uraian :
Tempuyung dapat tumbuh liar di tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, seperti di tebing-tebing, tepi saluran air, atau tanah terlantar, kadang ditanam sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan yang berasal dari Eurasia ini bisa ditemukan pada daerah yang banyak turun hujan pada ketinggian 50-1.650 meter dpl. Terna tahunan, tegak, tinggi 0,6 - 2 meter, mengandung getah putih, dengan akar tunggang yang kuat. Batang berongga dan berusuk. Daun tunggal, bagian bawah tumbuh berkumpul pada pangkal membentuk roset akar. Daun yang keluar dari tangkai bunga bentuknya lebih kecil dengan pangkal memeluk batang, letak berjauhan, berseling. Perbungaan berbentuk bonggol yang tergabung dalam malai, bertangkai, mahkota bentuk jarum, warnanya kuning cerah, lama kelamaan menjadi merah kecokelatan. Buah kotak, berusuk lima, bentuknya memanjang. Batang muda dan daun walaupun rasanya pahit bisa dimakan sebagai lalap. Perbanyakan dengan biji.
Khasiat untuk kesehatan :
Tempuyung dapat mengatasi: batu saluran kencing dan batu empedu, radang usus buntu, radang payudara, disentri, wasir, beser mani, darah tinggi, pendengaran berkurang, rematik gout, memar, bisul, luka bakar.
Komposisi :
Kandungan kimia : Tempuyung mengandung oc-laktuserol, P-�laktuserol, manitol, inositol, silika, kalium, flavonoid, dan taraksasterol.

Sabtu, 09 Februari 2013

Tanaman Obat : TEMBELEKAN

Tanaman Obat

TEMBELEKAN
(Lantana camara Linn.)

Nama Lokal :
Kembang satek, saliyara, saliyere, tahi ayam, tahi kotok, cente (Sunda); kembang telek, obio, puyengan, tembelek, tembelekan, teterapan (Jawa); kamanco, mainco, tamanjho (Madura); bunga pagar, kayu singapur, lai ayam (Sumatera).
Uraian :
Merupakan tanaman perdu tegak atau setengah merambat, bercabang banyak, ranting bentuk segi empat, ada varietas berduri dan ada varietas yang tidak berduri tinggi sekitar 2 meter. Terdapat sampai 1.700 meter dpl, di tempat panas, banyak dipakai sebagai tanaman pagar, bau khas. Daun tunggal, duduk berhadapan bentuk bulat telur ujung meruncing, pinggir bergerigi tulang daun menyirip, permukaan atas berambut banyak terasa kasar dengan perabaan permukaan bawah berambut jarang. Bunga dalam rangkaian yang bersifat rasemos mempunyai warna putih, merah muda, jingga kuning. Buah seperti buah buni berwarna hitam mengkilat bila sudah matang.
Khasiat untuk kesehatan :
Akar      : influenza, TBC kelenjar, rematik, keputihan.
Bunga    : TBC dengan batuk darah, asma.
Daun      : obat sakit kulit, bisul, bengkak, gatal-gatal, panas tinggi, rematik, memar.


Komposisi :
Kandungan kimia : Daun: lantadene B (0,2%), lantanolic acid, lantic acid, humulene (mengandung minyak menguap 0,16 - 0,2%), Beta-caryophyllene; gamma-terpidene, alpha-pinene; p�cymene.

Selasa, 05 Februari 2013

Tanaman Obat : TEH

Tanaman Obat

TEH
(Camellia sinensis [L.] Kuntze)

Nama Lokal :
Enteh (Sunda).
Uraian :
Tanaman teh umumnya ditanam di perkebunan dan dipanen secara manual, dan dapat tumbuh pada ketinggian 200 - 2.300 meter dpl. Teh berasal dari kawasan India bagian Utara dan Cina Selatan. Pohon teh kecil karena seringnya pemangkasan maka tampak seperti perdu. Bila tidak dipangkas, akan tumbuh kecil ramping setinggi 5-10 meter, dengan bentuk seperti kerucut. Batang tegak, berkayu, bercabang-cabang, ujung ranting dan daun muda berambut halus. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berseling, helai daun kaku seperti kulit tipis, bentuknya elips memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi halus, pertulangan menyirip, panjang 6-18 cm, lebar 2-6 cm, warnanya, hijau, permukaan mengilap. Bunga di ketiak daun, tunggal atau beberapa bunga bergabung menjadi satu, berkelamin dua, garis tengah 3-4 cm, warnanya putih cerah dengan kepala sari berwarna kuning, harum. Buahnya kotak, berdinding tebal, saat masih muda hijau setelah tua coklat kehitaman. Biji keras, 1-3. Pucuk dan daun muda yang digunakan untuk pembuatan minuman teh. Perbanyakan dengan biji, stek, sambungan dan cangkokan.
Khasiat bagi kesehatan untuk mengobati :
Sakit kepala, diare, penyubur dan menghitamkan rambut, kolesterol dan trigliserida darah tinggi, kencing manis, mengurangi terbentuknya karang gigi, infeksi saluran cerna.
Komposisi :
Kandungan kimia : daun mengandung kafein (2 - 3%), theobromin, theofilin, tanin, xan-thine, adenine minyak astiri, kuersetin, naringenin, dan natural fluoride. Setiap 100 gram daun teh mempunyai kalori 17 kJ dan mengandung 75 - 80% air, polifenol 25%, protein 20%, karbohidrall 4%, kafein 2,5 - 4,5%, serat 27%, dan pektin 6%. Biji mengandung saponin dan mengandung minyak.

Jumat, 18 Januari 2013

Tanaman Obat : TAPAK LIMAN

Tanaman Obat

TAPAK LIMAN
(Elephantopus scaber L.)

Nama Lokal :
Tapak liman (Indonesia); tutup bumi (Sumatera); balagaduk, jukut cancang, tapak liman (Sunda); tampak liman, tapak tangan, talpak tana (Madura).
Uraian :
Tanaman ini dapat tumbuh liar di lapangan rumput, pematang, kadang-kadang ditemukan jumlah banyak, terdapat di dataran rendah sampai dengan 1.200 meter dpl. Merupakan terna tahunan, tegak, berambut, dengan akar yang besar, tinggi 10-80 cm, batang kaku berambut panjang dan rapat, bercabang dan beralur. Daun tunggal berkumpul di bawah membentuk roset, berbulu, bentuk daun jorong, bundar telur memanjang, tepi melekuk dan bergerigi tumpul. Panjang daun 10-18 cm, lebar 3�5 cm. Daun pada percabangan jarang dan kecil, dengan panjang 3-9 cm, lebar 1-3 cm. Bunga bentuk bonggol, banyak, warna ungu.
Khasiat untuk kesehatan :
Influenza, demam, peradangan amandel, radang tenggorokan, radang mata, disentri, diare, gigitan ular, sakit kuning, memperbaiki fungsi hati, busung air, radang ginjal yang akut dan kronik, bisul, ekzema, kurang darah, radang rahim, keputihan, mempermudah proses kelahiran, pengobatan sesudah bersalin, pelembut kaki, peluruh dahak, peluruh haid, pembersih darah.
Komposisi :
Kandungan kimia : Daun: epifriedelinol, lupeol, stiqmasterol, triacontan-l-ol, dotria-contan-l-ol, lupeol acetate, deoxryelephantopin, isodeoxyelephantopin. Bunga: Luteolin-7� glucoside.

Kamis, 17 Januari 2013

Tanaman Obat : TAPAK DARA

Tanaman Obat

TAPAK DARA
(Chtarantus roseus (L.) G. Don)

Nama Lokal :
Tapak dara (Indonesia); kembang sari Cina (Jawa); kembang tembaga beureum (Sunda).
Uraian :
Tapak dara banyak dipelihara sebagai tanaman hias. Tapak dara sering dibedakan menurut jenis bunganya, yaitu putih dan merah. Tumbuhan semak tegak yang dapat mencapai ketinggian batang sampai 100 cm ini, sebenarnya merupakan tumbuhan liar yang biasa tumbuh subur di padang atau dipedesaan beriklim tropis. Tapak dara memiliki batang yang berbentuk bulat dengan diameter berukuran kecil, berkayu, beruas dan bercabang serta berambut. Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau dan diklasifikasikan berdaun tunggal. Bungannya yang indah menyerupai terompet dengan permukaan berbulu halus. Tapak dara juga memiliki rumah biji yang berbentuk silindris menggantung pada batang. Penyebaran tumbuhan ini melalui biji.
Khasiat untuk kesehatan :
Diabetes, hipertensi, leukemia, asma, bronkhitis, demam, radang perut, disentri, kurang darah, gondong, bisul, borok, luka bakar, luka paru, bengkak.
Komposisi :
Dari akar, batang, daun hingga bunga tapak dara mengandung vinkristin, vinrosidin, vinblastin dan vinlouresin merupakan kandungan komposisi zal alkaloid dari tapak dara.

Rabu, 16 Januari 2013

Tanaman Obat : SRIKAYA

Tanaman Obat

SRIKAYA
(Annona squamosa L.)

Nama Lokal :
Nama daerah Sumatera:delima bmtang, serba bintang, sarikaya, seraikaya. Jawa: sarikaya, srikaya, serkaya, surikaya, srikawis, sarkaja, serakaja, sirikaja. Kalimantan: sarikaya. Nusa Tenggara: sirkaya, srikaya, garoso, ata. Sulawesi: atis soe walanda, sirikaya, sirikaja, perse, atis, delima srikaya, srikaya. Maluku: atisi, hirikaya, atis. Nama simplisia Squamosae Semen (biji srikaya), Squamosae Folium (daun srikaya).
Uraian :
Perdu sampai pohon, berumah satu, berkelamin banci, tinggi 2-�7 m. Batang gilik, percabangan simpodial, ujung rebah, kulit batang coklat muda. Daun tunggal, berseling, helaian bentuk elips memanjang sampai bentuk lanset, ujung tumpul, sampai meruncing pendek, panjang 6-17 cm, lebar 2,5-7,5 cm, tepi rata, gundul, hijau mengkilat. Bunga tunggal, dalam berkas, 1-2 berhadapan atau di samping daun. Daun kelopak segitiga, waktu kuncup bersambung seperti katup, kecil. Mahkota daun mahkota segitiga, yang terluar berdaging tebal, panjang 2-2,5 cm, putih kekuningan, dengan pangkal yang berongga berubah ungu, daun mahkota yang terdalam sangat kecil atau mereduksi. Dasar bunga bentuk tugu (tinggi). Benang sari berjumlah banyak, putih, kepala sari bentuk topi, penghubung ruang sari melebar, dan menutup ruang sari. Putik banyak, setiap putik tersusun dari 1 daun buah, ungu tua, kepala putik duduk, rekat menjadi satu, mudah rontok. Buah majemuk agregat, berbentuk bulat membengkok di ujung, garis tengah 5-10 cm, permukaan berduri, berlilin, bagian buah dengan ujung yang melengkung, pada waktu masak sedikit atau banyak melepaskan diri satu dengan yang lain, daging buah putih keabu-abuan. Biji dalam satu buah agregat banyak hitam mengkilat. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter dpl, terutama pada tanah berpasir sampai tanah lempung berpasir dan dengan sistem drainase yang baik pada pH 5,5-�7,4. Tumbuhan ini menyukai iklim panas, tidak terlalu dingin atau banyak hujan. Tumbuh baik pada berbagai kondisi tanah yang tergenang dan beradaptasi baik terhadap iklim lembab dan panas. Tumbuhan ini tahan kekeringan dan akan tumbuh subur bila mendapatkan pengairan yang cukup. Perbanyakan dapat dengan biji dan pencangkokan. Ditanam dengan jarak tanam 4 x 3 meter. Kelebatan pertumbuhan dan hasil buah dapat dijaga dengan pengaturan pengairan, pemupukan dan pemangkasan yang baik. Tanaman mulai berbuah pada umur 1-2 tahun dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal tidak dilakukan pemangkasan. Buah lebat dicapai setelah tanaman berumur 3-4 tahun. Pemanenan dilakukan pada saat buah berwarna kekuningan atau sekitar 110-120 hari setelah berbunga.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Daun               : digunakan untuk mengatasi batuk, demam, reumatik, menurunkan kadar asam urat darah yang tinggi, diare, disentri, rectal prolaps pada anak-anak, cacingan, kutu kepala, pemakaian luar untuk borok, luka, bisul, skabies, kudis.
Biji                  : digunakan untuk mengatasi pencernaan lemah, cacingan, dan mematikan kutu kepala dan serangga.
Buah Muda     : digunakan untuk mengatasi diare, disentri akut, dan gangguan pencernaan.
Akar                : digunakan untuk mengatasi sembelit, disentri akut, depresi mental, dan nyeri tulang punggung.
Kulit Kayu      : digunakan untuk mengatasi diare, disentri, dan luka berdarah.
Komposisi :
Tumbuhan ini pada umumnya mengandung alkaloid tipe asporfin (anonain) dan bisbenziltetrahidroiso-kinolin (retikulin). Pada organ-organ tumbuhan ditemukan senyawa sianogen. Pulpa buah yang telah masak ditemukan sitrulin, asam aminobutirat, ornitin, arginin. Biji mengandung senyawa poliketida dan suatu senyawa turunan bistetrahidrofuran; asetogenin (skuamostatin C, D, anonain, anonasin A, anonin I, IV, VI, VIII, IX, XVI, skuarnostatin A, bulatasin, bulatasinon, skuamon, neo desasetilurarisin, neo retikulasin A, skuamosten A, asmisin, skuamosin, sanonasin, anonastatin, neoanonin). Komposisi asam lemak penyusun minyak lemak biji srikaya terdiri dari metil palmitat, metil stearat, metil linoleat. Daun mengandung alkaloid tetrahidro isokiriolin, p-hidroksibenzil-6, 7-dihidroksi-1, 2, 3, 4-�tetrahidro isokinolin (demetilkoklaurin = higenamin). Bunga mengandung asarn kaur-l6-ene-l9-oat diinformasikan sebagai komponen aktif  bunga srikaya.

Jumat, 11 Januari 2013

Tanaman Obat : SOSOR BEBEK

Tanaman Obat

SOSOR BEBEK
(Kalanchoe pinnata (Lam.) Per.)
Gambar : Tanaman Sosor Bebek/ Cocor Bebek

Nama Lokal :
Buntiris, jampe, jukut kawasa, tere, ceker itik (Sunda); suru bebek, sosor bebek, teres, tuju dengen (Jawa); didingin beueu (Aceh); mamala (Halmahera); rau kufiri (Ternate); kabi-kabi (Tidore); dau ancar bebek, daun ghemet (Madura).
Uraian :
Tanaman ini merupakan terna tahunan yang berasal dari Madagaskar, tersebar di daerah tropik. Tinggi sekitar 1 meter dan biasanya dipelihara di pekarangan rumah atau tumbuh liar di tepi jurang, pinggir jalan dan tempat-tempat yang tanahnya berbatu-batu, daerah panas dan kering. Tumbuh sampai � 1.000 meter dpl. Terna berbatang basah, daun tebal pinggir beringgit, banyak mengandung air, bentuk daunnya lonjong atau bundar,panjang, panjang 5-20 cm, lebar 2,5-15 cm, ujung daun tumpul, pangkal membundar, permukaan daun gundul, warna hijau sampai hijau keabu-abuan.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Bisul, koreng, pembengkakan payudara, memar, tulang patah, rematik, wasir, buang air kecil kurang lancar, datang haid tidak teratur, diare, peluruh dahak, penurun panas, radang amandel, radang telinga tengah, batuk darah, muntah darah, luka berdarah, terbakar dan tersiram air panas.
Komposisi :
Kandungan kimia : zat asam lemon, zat asam apel, vitamin C, quercetin-3-diarabinoside, kaempferol-3-glucoside. 

Kamis, 10 Januari 2013

Tanaman Obat : SOM JAWA

Tanaman Obat

SOM JAWA
(Talinum paniculatum (jacq.) Gaertn.)

Nama Lokal :
Gelang porslen. Nama simplisia Talini paniculati Radix (akar som jawa).
Uraian :
Som jawa ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman obat dan terkadang ditemukan tumbuh liar. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropis. Akarnya berdaging tebal, biasa digunakan sebagai pengganti kolesom. Tanaman ini tumbuh pada ketinggian 5-1.250 meter dpl dan merupakan terna tahunan, tegak, tinggi 30-60 cm, batang bercabang di bagian bawah dan pangkalnya mengeras. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai pendek, bundar telur sungsang, tepi rata, ujung dan pangkal runcing, panjang 3-10 cm, lebar 1,5-5 cm. Perbungaan majemuk dalam malai di ujung tangkai, berbentuk anak payung menggarpu yang mekar di sore hari, warnanya merah ungu. Buahnya buah kotak, diameter 3 mm, bijinya kecil, hitam, bulat gepeng.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Akar berkhasiat mengatasi: kondisi badan lemah, banyak berkeringat, pusing, lemah syahwat, batuk, TB paru, paru-paru lemah, nyeri lambung, diare, ngompol, datang haid tidak teratur, keputihan, dan air susu ibu (ASI) sedikit.
Daun berkhasiat untuk: melancarkan pengeluaran ASI, bisul, dan kurang nafsu makan.
Komposisi :
Daun mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.

Senin, 07 Januari 2013

Tanaman Obat : SIRSAK

Tanaman Obat

SIRSAK
(Annona muricata, Linn.)

Nama Lokal :
Sirsak (Indonesia); nangka sabrang, nangka landa (Jawa); nangka walanda, sirsak (Sunda); nangka buris (Madura); srikaya jawa (Bali); deureuyan belanda (Aceh); durio ulondro (Nias); durian batawi (Minangkabau); jambu landa (Lampung); langelo walanda (Gorontalo); sirikaya balanda (Bugis dan Ujung pandang); wakano (Nusa Laut); naka walanda (Ternate); naka (Flores).
Uraian :
Sirsak berupa tumbuhan atau pohon yang berbatang utama berukuran kecil dan rendah. Daunnya berbentuk bulat telur agak tebal dan pada permukaan bagian atas yang halus berwarna hijau tua sedang pada bagian bawahnya mempunyai warna lebih muda. Tumbuhan ini dapat tumbuh di sembarang tempat. Tetapi untuk memperoleh hasil buah yang banyak dan besar-besar, maka yang paling balk ditanam di daerah yang tanahnya cukup mengandung air. Di Indonesia, sirsak tumbuh dengan baik pada daerah yang mempuyai ketinggian kurang dari 1000 meter dpl. Buah Sirsak yang sudah masak lebih berasa asam daripada manis. Pengembangbiakan sirsak yang paling baik adalah melalui okulasi dan akan menghasilkan buah pada usia 4 tahunan setelah ditanam.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Ambeien, sakit kandung air seni, bayi mencret, anyang-anyangan (sering kencing tetapi sedikit), sakit pinggang, bisul.
Komposisi :
Sirsak pada setiap 100 gramnya mengandung nilai kalori sebanyak 65 kalori, protein 1 gr, lemak 0,3 gr, hidrat arang 16,3 gr, kalsium 14 mg, fosfor 27 mg, besi 0,6 mg, vitamin A 10 SI, vitamin B 0,07 mg, vitamin C 20 mg dan zat air 81,7 persen. Di samping itu, pada bagian daun dan batangnya mengandung unsur senyawa tanin, fitosterol, ca-oksalat clan alakaloid murisine.

Minggu, 06 Januari 2013

Tanaman Obat SIRIH

Tanaman Obat

SIRIH
(Piper betle, Linn.)

Nama Lokal :
Sirih (Indonesia); suruh, sedah (Jawa); seureuh (Sunda).
Uraian :
Sirih termasuk jenis tumbuhan merambat dan bersandar pada batang pohon lain. Tanaman ini panjangnya mampu mencapai puluhan meter. Bentuk daunnya pipih menyerupai jantung dan tangkainya agak panjang. Permukaan daun berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya berwarna hijau agak kecoklatan dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut. Daun sirih disamping untuk keperluan ramuan obat-obatan juga masih sering digunakan oleh ibu-ibu generasi tua untuk kelengkapan 'nginang' (Jawa). Biasanya kelengkapan untuk `nginang' tersebut adalah daun sirih, kapur sirih, pinang, gambir, dan kapulaga.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Sakit mata, eksim, bau mulut, kulit gatal, menghilangkan jerawat, pendarahan gusi, mimisan, bronkhitis, batuk, sariawan, luka, keputihan, sakit jantung, sifilis, alergi/biduren, diare, sakit gigi, mengurangi produk ASI yang berlebihan.
Komposisi :
Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betiephenol), seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan kavikol. Daun sirih mengandung ragam senyawa kimia yang diperlukan untuk membuat ramuan tradisional.

Sabtu, 05 Januari 2013

Tanaman Obat : SEREH

Tanaman Obat

SEREH
(Cymbopogon nardus (L.) Rendle.)

Uraian :
Sereh merupakan rumput-rumputan tegak, menahun, perakarannya sangat dalam dan kuat. Batangnya tumbuh tegak atau condong, membentuk rumpun, pendek, masif, bulat (silindris), gundul seringkali di bawah buku-bukunya berlilin, penampang lintang batang berwarna merah. Daunnya tunggal, lengka pelepah daun silindris, gundul, seringkali bagian permukaan dalam berwarna merah, ujung berlidah, helaian lebih dari separuh menggantung, remasan berbau aromatik. Susunan bunganya malai atau bulir majemuk, bertangkai atau duduk, berdaun. Tanaman ini tumbuh pada daerah dengan ketinggian 50-2700 meter dpl. Di Indonesia banyak terdapat di Jawa, ditepi jalan atau dipersawahan dan dikenal dengan nama sere. Biasanya tumbuh di dataran rendah pada ketinggian 60-140 meter dpl. Perbanyakan dapat diperbanyak dengan potongan rimpang.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Akar  digunakan sebagai peluruh air seni, peluruh keringat, peluruh dahak/obat batuk, bahan untuk kumur, dan penghangat badan.
Daun : digunakan sebagai peluruh angin perut, penambah nafsu makan, pengobatan pasca persalinan, penurun panas dan pereda kejang.
Komposisi :
Daun: daun sereh dapur: 0,4% minyak atsiri dengan komponen yang terdiri dari sitral, sitronelol (66-85%), (a-pinen, kamfen, sabinen, mirsen,-felandren, p-simen, limonen, cis-osimen, terpinol, sitronelal, borneol, a-terpineol, geraniol, farnesol, metil heptenon, n-desialdehida, dipenten, metil heptenon, bornilasetat, geranilformat, terpinil asetat, sitronelil asetat, geranil asetat, �-�elemen,-kariofilen,-bergamoten, trans-metilisoeugenol, �-�kadimen, elemol, kariofilen oksida. Pada penelitian lain pada daun ditemukan minyak atsiri 1% dengan komponen utama (+) sitronelol, geranial (lebih kurang 35% dan 20%), disamping itu terdapat pula geranil butirat, sitral, limonen, eugenol, dan metileugenol. Sitronelol hasil isolasi dari minyak atsiri sereh terdiri dari sepasang enansiomer (R)-sitronelal dan (S) sitronelal.

Jumat, 04 Januari 2013

Tanaman Obat : SENGUGU

Tanaman Obat

SENGGUGU
(Clerodendron serrature [L.] Spr.)

Nama Lokal :
Singgugu (Sunda); srigunggu, sagunggu (Jawa); kertase, pinggir tosek (Madura); senggugu (Melayu); sinar baungkudu (Batak Toba); tinjau handak (Lampung).

Uraian :
Tanaman ini dapat tumbuh liar pada tempat-tempat terbuka atau agak terlindung dan dapat ditemukan di hutan sekunder, padang alang-alang, pinggir kampung, tepi jalan atau dekat air yang tanahnya agak lembap dari dataran rendah sampai 1.700 meter dpl. Senggugu diduga tumbuhan asli Asia tropik. Perdu tegak, tinggi 1- 3 meter, batang berongga, berbongkol besar, akar warnanya abu kehitaman. Daun tunggal, tebal dan kaku, bertangkai pendek, letak berhadapan, bentuk bundar telur sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi tajam, pertulangan menyirip, kedua permukaan berambut halus, panjang 8-30 cm, lebar 4-14 cm, warnanya hijau. Perbungaan majemuk bentuk malai yang panjangnya 6-40 cm, warnanya putih keunguan, keluar dari ujung-ujung tangkai. Buah buni, bulat telur, masih muda hijau, setelah tua hitam. Perbanyakan dengan biji.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Menjernihkan suara, batuk, sesak napas (asma), radang saluran napas (bronkitis), tulang patah, memar, rematik, perut busung, cacingan, malaria, memulihkan tenaga sehabis melahirkan, dan digigit ular, bisul.
Komposisi :
Kandungan kimia: Daun banyak mengandung kalium, sedikit natrium, alkaloid, dan flavonoid flavon. Kulit batang mengandung senyawa triterpenoid, asam oleanolat, asam queretaroat, dan asam serratogenat. Sedangkan kulit akar mengandung glikosida fenol, manitol, dan sitosterol.

Minggu, 30 Desember 2012

Tanaman Obat : SEMANGGI GUNUNG

Tanaman Obat

SEMANGGI GUNUNG
(Hydrocotyle sibthorpioides Lam.)

Nama Lokal :
Pegagan embun, semanggi (Jawa).
Uraian :
Tanaman ini dapat tumbuh merayap, ramping, subur di tempat lembab, terbuka maupun teduh di pinggir jalan, pinggir selokan, lapangan rumput dan tempat lain sampai setinggi kira-kira 2.500 meter dpl. Batang lunak, berongga, panjang 45 cm atau lebih, daun tunggal berseling, bertangkai panjang, bentuk bulat atau reniform dengan pinggir terbagi menjadi 5-7 lekukan dangkal, warna hijau. Bunga majemuk bentuk bongkol, keluar dari ketiak daun, warna kuning.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati :
Sakit kuning, pengecilan hati dengan busung, batu empedu, batu dan infeksi saluran kencing, batuk dan sesak nafas, sariawan, radang tenggorok, infeksi amandel, infeksi telinga tengah.
Komposisi :
Kandungan kimia : mengandung minyak menguap, coumarin, hyperin.

Sabtu, 29 Desember 2012

Tanaman Obat : SELEDRI

Tanaman Obat

SELEDRI
(Apium graveolens, Linn.)

Nama Lokal :
Seledri (Indonesia); sledri (Jawa); saledri (Sunda
Uraian :
Seledri dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi. Tumbuhan seledri dikategorikan sebagai sayuran. Tumbuhan berbonggol dan memiliki batang basah bersusun ini, pada dasarnya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dan diantaranya seledri yang umbinya dapat dimakan. Di Indonesia daun seledri dimanfaatkan untuk pelengkap sayuran. Pengembangbiakan tanaman seledri dapat digunakan 2 cara, yaitu melalui biji atau pemindahan anak rumpunnya�.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Hipertensi, sakit mata, reumatik.
Komposisi :
Seledri mempunyai banyak kandungan gizi, antara lain, (per 100 gr): kalori sebanyak 20 kalori, protein 1 gr, lemak 0,1 gr, hidrat arang 4,6 gr, kalsium 50 mg, fosfor 40 mg, besi 1 mg, vitamin A 130 SI, vitamin B1 0,03 mg, vitamin C 11 mg dan 63% bagian dapat dimakan.

Kamis, 27 Desember 2012

Tanaman Obat : SECANG

Tanaman Obat

SECANG
(Caesalpia sappan L.)


Nama Lokal :
Secang (Sunda); kayu secang, soga jawa (Jawa).
Uraian :
Tanaman ini menyenangi tempat terbuka sampai ketinggian 1.000 meter dpl, seperti di daerah pegunungan yang berbatu tetapi tidak terlalu dingin. Secang tumbuh liar dan terkadang ditanam sebagai tanaman pagar atau pembatas kebun. Perdu atau pohon kecil, tinggi 5-10 meter, batang dan percabangannya berduri tempel yang bentuknya bengkok dan letaknya tersebar, batang bulat, warnanya hijau kecoklatan. Daun majemuk menyirip ganda, panjang 25-40 cm, jumlah anak daun 10-20 pasang yang letaknya berhadapan. Anak daun tidak bertangkai, bentuknya lonjong, pangkal rompang, ujung bulat, tepi rata dan hampir sejajar, panjang 10-25 mm, lebar 3-11 mm, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk berbentuk malai, keluar dari ujung tangkai dengan panjang 10-40 cm, mahkota bentuk tabung, warnanya kuning. Buahnya buah polong, panjang 8-10 cm, lebar 3-4 cm, ujung seperti paruh berisi 3-4 biji, bila masak warnanya hitam. Panenan kayu dapat dilakukan mulai umur 1-2 tahun. Kayunya bila direbus memberi warna merah gading muda dan dapat digunakan untuk pengecatan, memberi warna pada bahan anyaman, kue, minuman atau sebagai tinta. Perbanyakan dengan biji atau stek batang.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Diare, disentri, TBC, luka dalam, sifilis, darah kotor, muntah darah, berak darah, luka berdarah, memar berdarah, malaria, tetanus, tumor, radang selaput lendir mata.


Komposisi :
Kandungan kimia : Kayu:asam galat, tanin, resin, resorsin, brasilin, brasilein, d-alfa-phellandrene, oscimene, minyak atsiri. Daun: 0,16%-0,20% minyak atsiri yang berbau enak dan hampir tidak berwarna.

Manfaat dan Khasiat Copyright © 2011 | Template created by O Pregador | Powered by Blogger